Sementara, untuk bisnis lelang kendaraan bekas, penjualan selama Semester I2022 masih mengalami penurunan sekitar 27 persen secara tahunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang berdampak terhadap sektor pembiayaan (financing), yang merupakan salah satu sumber utama pasokan kendaraan bekas.
Sektor pembiayaan sangat terpukul oleh pandemi pada tahun 2020-2021 sehingga terpaksa mengurangi pencairan pinjaman pembelian kendaraan mereka kepada konsumen secara signifikan. Akibatnya, jumlah kendaraan tarikan (sitaan) berkurang selama beberapa tahun kemudian.
Selanjutnya, penjual ritel mobil bekas juga memperpanjang masa pemakaian mobil mereka sehingga menunda penjualan mobil melalui lelang. Hal itu terjadi karena pasokan kendaraan baru terhambat oleh kelangkaan microchips yang masih berlanjut hingga triwulan II-2022.
Selain itu, sejalan dengan ekspansi bisnis O2O, beban operasi penjualan Perseroan pada Semester I-2022 meningkat 18 persen secara tahunan, dari Rp58,4 miliar pada Semester I-2021 menjadi Rp69,2 miliar pada periode sama tahun ini. Akibatnya, ASLC mencatatkan rugi bersih Rp2 miliar dibandingkan laba bersih Rp16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, Perseroan tetap fokus untuk memastikan bahwa semua bisnis yang telah dan akan dijajaki mempunyai trading margin yang positif dan model bisnis yang berkelanjutan, serta berharap akan adanya pemulihan yang cepat untuk bisnis lelang di Triwulan III-2022.