Tak pelak lagi, kenaikan cukai membuat beban pokok penjualan GGRM membengkak. Ini lantaran beban pita cukai, PPN, dan pajak rokok menyumbang mayoritas dari total porsi beban penjualan GGRM. (Lihat tabel di bawah ini.)
Pada gilirannya, beban pokok yang terus menanjak turut menggerus laba kotor dan juga ikut menekan marjin laba bersih atawa NPM perusahaan. (Lihat tabel di bawah ini.)
Melihat kinerja yang belum tampak kembali pulih (dengan laba bersih tahun penuh 2021 menjadi terendah sejak 2016) tersebut, investor ikut mempertimbangkan kembali prospek Gudang Garam ke depan.
Kendati, memang, tidak lantas berarti semua investor meninggalkan saham perusahaan yang didirikan sejak 1958 ini. Sejumlah analis saham tercatat masih berani memberikan rating overweight (potensi kenaikan 5-15 persen) untuk saham ini.
Terlepas dari itu, investor tetap harus menyimak jeroan dan prospek perusahaan ini apabila ingin berinvestasi di dalam sahamnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.