GOTO masuk pasar di saat sentimen investor terhadap perusahaan teknologi sedang tidak baik- baik saja dan ekonomi global terhimpit berbagai persoalan imbas pandemi Covid 19 serta perang di Ukraina.
Berdasarkan jumlah dana yang dihimpun, IPO GoTo senilai Rp15,8 triliun merupakan IPO terbesar ketiga di Asia dan kelima di dunia untuk tahun 2022. IPO GoTo juga menarik partisipasi sekitar 300.000 investor dalam proses penawaran umum saham, yang merupakan rekor partisipasi tertinggi pada proses IPO dalam sejarah pasar modal Indonesia.
"Melalui momen bersejarah ini, kami akan meningkatkan kemampuan kami untuk mencapai misi kami, seraya melayani seluruh pihak di dalam ekosistem kami dengan lebih baik," ujar Andre saat IPO.
"Meski berlangsung di tengah gejolak pasar global, ketertarikan yang tinggi dari para investor mencerminkan tingginya permintaan atas layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology di kawasan Asia Tenggara, serta kepercayaan pada posisi GoTo sebagai ekosistem digital terintegrasi terbesar di Indonesia,” sambung Andre.
3. Reorganisasi GOTO
Pasca IPO, GOTO fokus melakukan reorganisasi demi mencapai pertumbuhan bisnis yang, memperdalam kolaborasi, monetisasi dan sinergi antar unit bisnis hingga efisiensi pada sisi operasional.
Dari berbagai divisi dan bisnis yang dilahirkan Gojek dan Tokopedia, Andre mendorong GOTO menjadi 43 lini bisnis utama dan menunjuk presiden di masing-masing lini bisnis tersebut.
Pertama, on demand services yang terdiri dari GoRide, GoCar, GoFood dan lain-lain yang dipimpin oleh Catherine Hindra Sutjahyo. Kedua, e-commerce atau Tokopedia yang dipimpin oleh Melissa Siska Juminto. Dan ketiga GoTo Financial (GTF) dengan sejumlah produk unggulan seperti GoPay, PayLater, Midtrans, Moka, dan lain-lain yang dipimpin oleh Hans Patuwo.
Selain itu, di kuartal 1 2023, Andre juga memperkenalan GoTo Logistic untuk memastikan pengantaran produk yang dipesan di Tokopedia dapat diantar lebih cepat dengan harga yang lebih terjangkau. Berkat tangan dingin Andre, GTF kini menjadi ujung tombak perusahaan dalam mengakselerasi profitabilitas serta berperan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan.
Pasca merger, ketiga lini bisnis ini terus tumbuh positif. Pada kuartal I-2023, GOTO membukukan gross transaction value (GTV) senilai Rp148,54 triliun, meningkat sekitar 6% dari setahun sebelumnya yang tercatat Rp139,99 triliun.