"Sejauh pengetahuan perseroan, transaksi saham GOTO tersebut dilakukan oleh pemegang saham terkait berdasarkan suatu perjanjian historis untuk mengalihkan saham GOTO yang dimilikinya ke pihak lain dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya," kata Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Senin (1/7).
Menurutnya, merujuk pada ketentuan Peraturan OJK Nomor 11/POJK.04/2017 tentang Laporan Kepemilikan Atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka, pemegang saham tersebut tidak memiliki kewajiban untuk melakukan laporan atas perubahan kepemilikannya sehingga tidak ada kewajiban memberikan laporan atas Transaksi Saham GOTO.
"Perseroan tidak memiliki informasi lebih lanjut atas tujuan dari transaksi saham GOTO tersebut, dan sejauh pemahaman perseroan, setiap pemegang saham perseroan memiliki kebebasan untuk menentukan dan mengambil keputusan atas investasi mereka," ujar dia.
Koesoemohadiani menegaskan, transaksi saham GOTO tersebut tidak terkait dengan perseroan ataupun pemegang saham pengendali perseroan (pemegang saham seri B perseroan).
Patrick Walujo Borong Saham
Kabar sebelumnya, Direktur Utama GOTO Patrick Sugito Walujo melakukan pembelian saham emiten e-commerce & ride-hailing tersebut sebanyak 98.500.000 saham.
Menurut keterbukaan informasi, Senin (24/6) lalu, Patrick Walujo membeli saham GOTO di pasar reguler pada 20 Juni 2024.
Kini, kepemilikan Patrick mencapai 365.750.000 Saham Seri A atau setara 0,03 persen saham GOTO, dari sebelumnya 267.250.000 saham.
Sementara, harga pembelian saham GOTO oleh Patrick berkisar di rentang Rp50 - 51 per saham. Apabila dihitung, nilai transaksi pembelian sahamnya mencapai Rp5 miliar.
“Transaksi pembelian saham dilakukan untuk tujuan investasi pribadi,” tulis Sugito Walujo dalam keterbukaan, dikutip IDXChannel.com, Senin (24/6) lalu.
Saham GOTO, demikian masih mengutip Patrick, “dimiliki secara langsung dan terdaftar atas nama Sugito Walujo.”
Dari pasar saham, GOTO ditutup naik 2,00 persen ke posisi Rp51 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp95,22 miliar dan volume perdagangan 1,90 miliar.
Buyback Saham
Sebelumnya, pemegang saham GOTO menyetujui seluruh agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada 11 Juni lalu.
Menurut siaran pers perseroan, di antara persetujuan yang telah didapatkan, GOTO mendapatkan restu pemegang saham atas rencana perseroan untuk melakukan pembelian kembali (share buyback) saham Perseroan serta sejumlah perubahan pada jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
GOTO sebelumnya berencana melakukan buyback saham sebanyak-banyaknya USD200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun.
Namun, GOTO menunda agenda persetujuan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement yang seharusnya masuk ke dalam agenda RUPSLB pada 11 Juni 2024. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.