Heru juga menegaskan, Gudang Garam berupaya melakukan inovasi dengan meluncurkan produk baru sebagai respons atas daya beli konsumen. Hal ini dilakukan di tengah tingginya cukai rokok dan makin maraknya produk rokok yang tidak memenuhi aturan sehingga harganya jauh lebih murah.
Dia mengakui, tingginya tarif cukai rokok dan penanganan rokok ilegal menjadi dua faktor yang memengaruhi bisnis Gudang Garam.
"Perseroan akan terus berusaha berinovasi dengan produk-produk yang lebih sesuai dengan kondisi pasar yang ada," ujar Heru.
Hingga semester I-2025, Gudang Garam mencatat penurunan angka penjualan sebesar 11,4 persen menjadi Rp44,4 triliun dari sebelumnya Rp50 triliun. Sementara laba bersih tersisa Rp117 miliar, anjlok 87 persen. Margin laba bersih tertekan dari 1,95 persen menjadi 0,26 persen
(Rahmat Fiansyah)