Selain itu, GGRP juga ingin mengeksplorasi peluang baru untuk menggantikan baja impor di Indonesia yang dihasilkan dari negara-negara dengan emisi CO2 per ton yang lebih tinggi dibandingkan dengan baja rendah karbon GRP.
"Pengumuman hari ini dengan IFC adalah pengakuan kuat atas visi GRP untuk merevolusi industri baja, tidak hanya di Asia tapi juga di dunia. Bersama-sama, kita menunjukkan apa yang mungkin dicapai," ujar Chief Transformation Officer GGRP, Kelvin Fu.
Kelvin mengaku bangga bahwa kemitraan ini dapat memperkuat kemampuan GGRP dalam memproduksi baja rendah karbon, mengeksplorasi peluang pasar baru, terutama di Eropa, dan memastikan posisi GGRP sebagai pemain utama dalam masa depan ekonomi dan lingkungan Indonesia.
"Dengan teknologi canggih dan aliansi strategis, kita tidak hanya memenuhi standar lingkungan global, tetapi juga melampauinya," ujar Kelvin.
(taufan sukma)