Berkat kenaikan pendapatan ini, ESSA mampu membalikkan rugi yang dicapai pada semester pertama tahun lalu menjadi laba bersih senilai USD66,90 juta atau setara Rp993,40 miliar.
Vinod menyatakan optimis perseroan mampu tumbuh di industri hilir gas seiring munculnya Blue Ammonia sebagai alternatif bahan bakar rendah karbon yang seirama dengan meningkatnya kepedulian terhadap keberlanjutan global.
"Melalui komitmen Blue Ammonia, ESSA membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam menyediakan bahan bakar untuk masa depan," tuturnya.
(NDA)