"Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan AE membukukan
profitabilitas yang baik pada periode ini," tegas Boy.
Sementara itu EBITDA operasional perseroan tercatat naik 36 persen (YoY) mencapai USD635 juta (belum termasuk komponen non-operasional).
Boy meyakini di tengah kondisi pasar batu bara yang baik, perseroan dapat mempertahankan profitabilitas di kemudian hari.
"Adaro Energy menghasilkan EBITDA operasional yang memuaskan sebesar AS$635 juta dan laba inti sebesar AS$330 juta, atau masing-masing naik 36 persen dan 45 persen y-o-y, yang mencerminkan kualitas labanya. Walaupun kondisi pasar membaik, AE akan terus mempertahankan disiplin dan fokusnya pada keunggulan operasional serta efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu baranya yang terintegrasi secara vertikal.” tutur Boy.
Namun demikian, ADRO menjumpai tantangan yang menghambat produksi batu bara yakni tingginya volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada Mei dan Juni 2021.