IDXChannel - Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) berjangka (futures) Malaysia menguat 2,05 persen di level MYR3.940 per ton pada perdagangan Selasa (28/5/2024). Ini menjadi kenaikan terkuat dalam dua minggu terakhir.
Harga CPO sempat ambles 1,77 persen ke level MYR3.836 per ton pada Selasa (21/5/2024).
Melansir Trading Economics, harga minyak sawit sudah meningkat MYR 225 per ton atau 6,05 persen sejak awal 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.
Secara historis, harga CPO sempat mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu MYR7.268 per ton pada Maret 2022. Secara mingguan, harga CPO menguat 1,99 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Minyak sawit berjangka Malaysia melonjak lebih dari 2 persen, menghentikan penurunan dua sesi di tengah menguatnya kontrak minyak kedelai saingannya di bursa Dalian dan Chicago.
Selain itu, tanda-tanda peningkatan ekspor semakin meningkat, di tengah laporan rendahnya tingkat persediaan di China. Diketahui negara ini merupakan pembeli utama CPO sehingga permintaah China menjadi salah satu indikator penting.
Berdasarkan data surveyor kargo, Intertek Testing Services dan AmSpec Agri mencatat ekspor minyak sawit Malaysia pada 1-25 Mei naik antara 2,4 dan 3,1 persen dari periode yang sama di bulan April.
Beralih ke Indonesia, produsen CPO terbesar di dunia ini melakukan pengiriman produk minyak sawit pada Maret mencapai 2,56 juta ton, lebih tinggi dari 2,17 juta ton pada Februari.
Selanjutnya, harga minyak mentah melanjutkan kenaikannya, dengan meningkatnya spekulasi bahwa OPEC+ akan memperpanjang penurunan produksi secara sukarela hingga sisa tahun ini dalam pertemuannya pada 2 Juni mendatang.
Di samping itu, penguatan ringgit mengurangi daya tarik bullish harga CPO, seiring dengan kewaspadaan menjelang data PMI China Mei akhir pekan ini.
Melansir Reuters (6/3), pertumbuhan produksi minyak sawit tahunan pada 2023/2024 diperkirakan menjadi yang terkecil dalam empat tahun terakhir, yaitu sekitar 0,2-0,3 juta metrik ton. Harga minyak sawit diperkirakan pada kisaran harga MYR3.800-4.300 per ton dalam tiga bulan ke depan.
Minyak kelapa sawit, yang menyumbang lebih dari setengah dari sekitar 90 juta metrik ton minyak nabati yang dikirim ke seluruh dunia. CPO digunakan dalam berbagai produk mulai dari coklat, pizza hingga kosmetik dan sebagai biofuel.
Dua saham sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Tiputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan Salim Ivomas Prata Tbk (SIMP), naik lebih dari satu persen pada perdagangan sesi II, Selasa (28/5).
Saham TAPG menguat 1,82 persen di level Rp560 per saham dan saham SIMP naik 1,09 persen di level Rp372 per saham pada pukul 14.43 WIB.
Saham emiten sawit lainnya, Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) naik 0,77 persen di level Rp655 per saham pada waktu yang sama. Emiten PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) juga naik 0,59 persen di level Rp850 per saham.
Saham sawit terafiliasi Grup Sinarmas, PT Smart Tbk (SMAR) justru turun 1,09 persen di level Rp3.630 per saham. Sementara saham terafiliasi konglomerat Kalimantan Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) merosot 1,14 persen di level Rp348 per saham.
Meski mengalami penurunan, saham JARR sudah menguat 40,32 persen secara year to date (YTD), kenaikan terkuat di antara emiten sawit lainnya. (ADF)