IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu (9/7/2025), didukung kenaikan harga minyak nabati di Dalian dan pelemahan ringgit.
Kontrak acuan (futures) CPO untuk pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 0,27 persen ke MYR4.160 per ton pada pukul 15.25 WIB. Sebelumnya, harga minyak sawit sudah naik 2,12 persen dalam dua hari perdagangan terakhir.
Seorang trader berbasis di Kuala Lumpur menyebut, dikutip Reuters, Rabu (9/7), penguatan harga minyak sawit turut ditopang oleh kenaikan harga RBD palm olein di Dalian serta terus melemahnya nilai tukar ringgit.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif naik 0,30 persen, sementara kontrak minyak sawit menguat 1,52 persen. Namun, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) justru turun 0,54 persen.
Harga minyak sawit biasanya mengikuti pergerakan harga minyak nabati lain, mengingat komoditas ini bersaing untuk pangsa pasar minyak nabati global.
Ringgit, mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit, melemah 0,33 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat harga minyak sawit lebih murah bagi pembeli asing.
Menurut analis teknikal Reuters Wang Tao, minyak sawit diperkirakan menguji level resistance di MYR4.195 per ton. Jika mampu menembus level tersebut, harga berpeluang naik ke kisaran MYR4.219 hingga MYR4.233.
Sementara itu, asosiasi minyak sawit Indonesia pada Selasa mengungkapkan, ekspor ke Amerika Serikat (AS) diperkirakan menurun akibat ancaman tarif sebesar 32 persen atas produk Indonesia. Kondisi ini dinilai bisa menjadi peluang bagi Malaysia untuk merebut pangsa pasar karena negara itu menghadapi tarif yang lebih rendah. (Aldo Fernando)