Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaing karena bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.
Lembaga survei kargo memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada periode 1-15 Desember turun sekitar 15,9 persen hingga 16,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Ringgit, mata uang perdagangan minyak sawit, menguat 0,22 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
Harga minyak dunia juga melemah, melanjutkan penurunan sesi sebelumnya, seiring menguatnya prospek kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang memicu harapan pelonggaran sanksi.
Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.