Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai teraktif naik 0,73 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 0,3 persen.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) juga naik 0,3 persen. Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati lain karena bersaing dalam pangsa pasar global.
Harga minyak mentah menguat di tengah optimisme berakhirnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat, yang berpotensi meningkatkan permintaan energi di negara konsumen terbesar dunia. Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, ringgit, mata uang perdagangan utama minyak sawit, menguat 0,22 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat harga minyak sawit sedikit lebih mahal bagi pembeli asing.
China dikabarkan akan memulihkan lisensi impor kedelai untuk tiga perusahaan AS dan mencabut penangguhan impor kayu gelondongan dari AS mulai 10 November, menandai langkah lain menuju meredanya ketegangan dagang antara kedua negara. (Aldo Fernando)