IDXChannel - Harga emas dunia menguat dan sempat menyentuh rekor tertinggi baru pada Rabu (1/10/2025).
Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya permintaan aset safe haven setelah terjadinya penutupan (shutdown) sebagian operasional pemerintah Negeri Paman Sam.
Data ketenagakerjaan yang lebih lemah turut memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan ini.
Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,1 persen menjadi USD3.861,77 per ons, setelah sempat menyentuh rekor puncak USD3.895,50.
Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lain, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih terjangkau bagi pembeli di luar negeri.
“Biasanya, ketika pemerintah AS ditutup, sentimen terhadap dolar memburuk. Itu juga berdampak pada pasar saham AS,” kata analis Marex, Edward Meir, dikutip Reuters.
Ia menambahkan, data ketenagakerjaan yang lemah semakin menekan dolar, karena perlambatan ekonomi dan suku bunga yang lebih rendah cenderung positif bagi emas.
Data ADP menunjukkan lapangan kerja sektor swasta AS turun 32.000 pada September, setelah revisi penurunan 3.000 pada Agustus.
Ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan adanya kenaikan 50.000 lapangan kerja, setelah laporan awal menyebutkan kenaikan 54.000 pada Agustus.
Penutupan pemerintahan AS juga mengancam ribuan pekerjaan federal, karena kebuntuan politik antara Kongres dan Gedung Putih gagal menghasilkan kesepakatan pendanaan.
Kondisi ini bisa menunda rilis sejumlah indikator penting, termasuk laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP) yang dijadwalkan Jumat mendatang.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil sering dipandang sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi maupun geopolitik, dan nilainya kian menarik ketika suku bunga rendah.
Saat ini, investor memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga bulan ini mencapai 99 persen, menurut CME FedWatch Tool.
“Kami melihat minat yang lebih besar dari investor Barat, baik institusi maupun ritel, seiring munculnya fenomena 'fear of missing out' atau FOMO. Jika tren ini berlanjut, bukan hal mengejutkan bila harga emas menembus USD4.000 per ons,” tulis analis SP Angel dalam catatan riset. (Aldo Fernando)