Namun, ketegangan internasional yang mulai mereda ini diikuti ancaman dari Presiden AS terpilih, Donald Trump, untuk memberlakukan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif tambahan pada impor dari China.
Wacana ini diperkirakan mendorong pembelian emas sebagai aset lindung nilai.
“Rencana radikal Trump terkait tarif, pemotongan pajak, dan deportasi menunjukkan potensi peningkatan inflasi dan utang yang lebih tinggi, dua faktor yang biasanya menjadi perhatian investor emas,” ujar Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa (26/11).
Analis FlowCommunity Ruben Ferreira mengatakan, dikutip Dow Jones Newswires, Selasa (26/11), dalam jangka pendek, harga emas tetap tertekan oleh dolar AS yang kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi.
Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, situasi bisa berubah jika ketegangan alias ‘perang’ dagang meningkat.
Ferreira juga mencatat, tarif yang diusulkan Trump berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar, sehingga mendorong permintaan emas sebagai aset aman untuk melindungi risiko ekonomi.