"Pendanaan tersebut akan mendukung pengembangan tambang terbuka yang akan menggunakan metode pemrosesan heap leach dengan kapasitas bijih 7 juta ton per tahun, menghasilkan sekitar 140 ribu ons emas setiap tahunnya," tuturnya.
Perseroan memiliki 70 persen kepemilikan pada proyek Pani, dengan total cadangan 6,9 juta ons emas. Perseroan menargetkan produksi emas pertama tambang Pani pada 2025, dengan menggunakan metode heap leach sampai dengan 10 tahun (peak production: 140 ribu ons emas per tahun).
Kemudian dengan tambahan dari metode CIL pada 2029 (peak production lebih dari 500 ribu ons emas). Perseroan akan maintain AISC pada level USD900 per ons pada tambang Pani.
Rizal menambahkan, pada semester I ini, MBMA meningkatkan kepemilikannya di PT ESG New Energy Material dari 55 persen menjadi 60 persen melalui PT Merdeka Industri Anantha (PT MIA) dalam pembangunan High Pressure Acid Leaching (HPAL_.
Hingga akhir semester I-2024, pemegang saham PT ESG telah menginvestasikan total USD330 juta dalam pembangunan proyek (USD180 juta ekuitas; USD150 juta pinjaman).
Proyek pembangunan PT ESG terus berjalan, dengan commissioning diperkirakan dimulai pada akhir 2024 dan proyek telah mencapai 81,4 persen penyelesaian pada akhir Agustus 2024.
"Dengan ekspansi HPAL, kemungkinan perseroan akan mendapatkan tambahan kapasitas 30 ribu ton per tahun pada 2025 dari stage 1 dan 2," kata Rizal.
Di sisi lain, MBMA juga melakukan JV dengan Tsingshan dalam membangun AIM plant di IMIP untuk memproduksi acid yang diperlukan untuk pemrosesan pada HPAL, di mana feedstock berasal dari pyrite dari tambang Wetar (secured selama sekira 20 tahun).
AIM plant akan beroperasi penuh pada akhir 2024, di mana acid pertama telah diproduksi dan didistribusi kepada pelanggan pada April lalu.