IDXChannel - Harga saham-saham emiten nikel bergerak variatif dan cenderung melemah seiring dengan jebloknya harga komoditas global.
Meski demikian, analis memandang saham-saham berbasis nikel masih berprospek cerah terutama didorong sentimen kencangnya penjualan kendaraan listrik di tahun 2024-2025 mendatang.
Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, Jumat (23/6/2023), harga nikel global masih terus dalam tekanan. Secara year to date, harga nikel telah turun lebih dari 20%.
Hingga 22 Juni 2023, harga nikel terkoreksi 0,23% secara harian ke level USD21.017 per ton. Melihat harga nikel yang sedang turun, saham sejumlah emiten yang memiliki usaha sektor ini bergerak variatif cenderung melemah.
Pada perdagangan sesi I Jumat (23/6), secara ytd, saham MDKA turun 24,76%, saham TINS turun 18,80%, saham INCO terkoreksi 10,50%, kemudian saham DKFT melemah 6,8% dan saham ANTM terpantau positif 1,26%.
Sepanjang 2023, indeks material dasar atau IDX sector basic materials, tempat saham nikel bersemayam rontok 18,54%, terburuk kedua setelah saham energi yang ambles 21%. Penurunan ini lebih besar dari koreksi indeks saham dasar gabungan sebesar 2,96%.