Terkait hal ini, Pengamat Pertambangan Bisman Bakhtiar menyebut, merosotnya kinerja saham nikel merupakan respons wajar atas melemahnya harga nikel di pasar global akibat melemahnya industri produk turunan. Dia meyakini pelemahan ini bukan berarti kejayaan nikel berakhir.
Sementara itu, CEO Advisor.id, Praska Putrantyo menilai, tidak semua saham nikel terkoreksi. Hal itu didukung dengan kinerja keuangan kuartal I 2023 yang masih positif ditengah penurunan harga nikel global.
Disisi lain, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM melihat, saham-saham nikel masih berprospek cerah meski harga nikel melemah sejak awal tahun ini. Keyakinannya didasari atas sentimen penjualan kendaraan listrik yang akan kencang di tahun 2024-2025.
Hingga penutupan perdagangan sesi II hari ini, saham MDKA ditutup naik 3,96% ke 3150, saham ANTM berakhir stagnan di 2010, saham TINS ditutup melemah 0,52% ke 950, saham INCO terkoreksi 0,79% di 6300 dan saham DKFT ditutup turun 2,06% ke 95.
(DES)