Produksi kakao tahun 2022 diprediksi mencapai 706 ribu ton, tahun 2023 turun 1,94 persen menjadi 692 ribu ton.
Lebih lanjut, Kementerian Pertanian memprediksi tahun 2024 produksi kakao naik menjadi 703 ribu ton (1,53 persen), tahun 2025 turun kembali 1,17 persen menjadi 695 ribu ton dan 2026 naik kembali 701 ribu ton atau 0,92 persen.
Lonjakan harga kakao ini juga menjadi sinyal mengkhawatirkan bagi sektor bisnis.
Michele Buck selaku CEO merek coklat terkemuka dunia, Hershey mengatakan bulan lalu bahwa perusahaannya memiliki strategi lindung nilai untuk mengelola volatilitas harga kakao dunia. Mengingat, perusahaan coklat adalah konsumen utama biji kakao dunia.
National Confectioners Association juga mengatakan bahwa industri ini bekerja sama dengan retail kakao untuk mengatur biaya dan menjaga harga coklat tetap terjangkau bagi konsumen.