Pembelian yang lebih tinggi oleh negara importir minyak nabati terbesar di dunia ini dapat membantu menurunkan stok minyak kelapa sawit di negara-negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia, dan mendukung harga minyak kelapa sawit berjangka.
Sebelumnya, pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada 1 - 25 November dilaporkan naik 7,2 persen menjadi 1,15 juta ton dari 1,08 juta ton yang dikirim pada 1 - 25 Oktober, menurut AmSpec Agri Malaysia.
Namun, Bank Dunia memproyeksikan bahwa produksi minyak sawit pada tahun 2023-2024 hanya akan meningkat sebesar 0,2 juta ton, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 2,5 juta ton dalam sepuluh musim terakhir.
Tren Harga CPO 2024
Menurut analisis Malaysian Rating Corp Bhd (MARC), pasar minyak sawit diperkirakan akan menunjukkan tren harga yang sedikit positif pada 2024. Harga sawit diperkirakan berkisar antara MYR3.700 dan MYR4.100 per ton, seiring pulihnya tekanan jual besar seperti yang terjadi pada minyak bunga matahari selama beberapa bulan terakhir.
MARC juga menyampaikan tren produksi musiman, kondisi iklim yang lebih panas, dan peningkatan permintaan biofuel diperkirakan akan memberikan tekanan pada harga minyak sawit.