“Harga minyak nabati berfluktuasi selama beberapa tahun terakhir, didorong oleh berbagai faktor, termasuk pembatasan ekspor, kekurangan tenaga kerja, dan konflik Rusia-Ukraina, yang mengakibatkan berkurangnya pasokan minyak nabati,”tulis MARC.
Pada 2022, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menyebabkan kekurangan pasokan minyak bunga matahari global dan sempat menyebabkan harga minyak sawit mencapai rekor tertinggi.
Perusahaan pemeringkat lokal menjelaskan bahwa pada Juli 2022, pembentukan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang memungkinkan Ukraina mengekspor minyak bunga matahari melalui wilayah Laut Hitam, telah menghasilkan pasokan minyak bunga matahari global yang stabil.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Agustus 2023, ekspor minyak bunga matahari Ukraina meningkat sebesar 27,3 persen menjadi 5,7 juta ton.
Karena panen benih yang melimpah, ekspor minyak bunga matahari Rusia juga meningkat sebesar 28,6 persen menjadi 4,1 juta ton. Hal ini menyebabkan harga turun hingga di bawah harga minyak kedelai, dan Eropa mengalami diskon dibandingkan harga minyak sawit.