Melansir S&P Global Community Insight, China sebagai pusat manufaktur dunia diperkirakan akan kembali menahan permintaan batu bara sebagai langkah berhati-hati dari para pembeli.
Sementara India diperkirakan masih akan menahan permintaan untuk mencegah lonjakan harga yang lebih tinggi.
Di sisi lain, strategi India mendapatkan harga murah dengan membeli batu bara Rusia yang tidak termasuk indeks Newcastle.
Sementara itu, terkait dengan perkembangan yang terjadi, Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mengatakan, belum ada tanda-tanda harga batu bara akan rebound.
"Ekonomi China belum bangkit dan musim dingin di Eropa tahun ini diperkirakan tidak terlalu dingin," ujarnya.
Untuk saham batu bara, dia menyarankan wait and see karena kinerja saham laba dan dividen akan turun.
(RNA)