sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Komoditas Logam Melesat saat China Rajin Timbun Stok Nikel-Tembaga Cs

Market news editor Maulina Ulfa
23/04/2024 14:55 WIB
Harga komoditas logam saat ini berada dalam tren bullish. Melansir Financial Times (FT) (22/4/2024).
Harga Komoditas Logam Melesat saat China Rajin Timbun Stok Nikel-Tembaga Cs. (Foto: Freepik)
Harga Komoditas Logam Melesat saat China Rajin Timbun Stok Nikel-Tembaga Cs. (Foto: Freepik)

Selain itu, larangan produk logam Rusia oleh Inggris dan Amerika Serikat (AS) serta meningkatnya tensi konflik di Timur Tengah juga berpeluang menguntungkan komoditas logam industri macam nikel dan tembaga.

Bank of America (BofA) juga menaikkan perkiraan harga logam industri untuk mengantisipasi pengetatan pasokan dan percepatan permintaan, khususnya untuk tembaga.

BofA memperkirakan harga tembaga dan aluminium masing-masing akan naik rata-rata USD12.000 per ton dan USD3.250 per ton pada 2026.

“Kurangnya proyek pertambangan kini menjadi masalah yang semakin besar bagi tembaga. Sementara investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan pemulihan ekonomi global akan semakin mengangkat harga tembaga,” kata Michael Widmer, ahli strategi komoditas BofA.

Beberapa investor juga beralih ke sektor komoditas untuk melindungi diri dari inflasi yang berkepanjangan, yang masih belum mencapai target bank sentral.

Sementara itu, Barclays merekomendasikan posisi overweight pada saham-saham pertambangan Eropa, yang akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga logam dan geliat manufaktur China.

“Meskipun kami masih memiliki kekhawatiran terhadap China, kami pikir sektor ini bisa dipertimbangkan,” kata Emmanuel Cau, kepala strategi ekuitas Eropa di Barclays.

Melansir lembaga keuangan Citi, komoditas logam juga menjadi ujung tombak kenaikan sektor komoditas pada kuartal kedua 2024, didorong oleh revaluasi harga emas, perak, dan tembaga yang signifikan.

Menurut ahli strategi Citi, kinerja ini sangat mengesankan mengingat sensitivitas logam mulia dan logam industri terhadap kekuatan dolar AS dan guncangan suku bunga. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement