Sebelumnya, harga minyak tertekan akibat meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China. China membalas tarif AS dengan mengenakan bea masuk pada batu bara, LNG, dan minyak mentah asal Amerika, memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan global.
Analis StoneX, Alex Hodes, dalam catatannya, dikutip dari Dow Jones Newswires, menyebut tarif China atas USD5 miliar impor energi AS menunjukkan respons yang lebih lunak.
"Tarif ini juga baru akan berlaku mulai 10 Februari, memberikan ruang bagi negosiasi antara kedua negara," ujarnya.
Sementara itu, OPEC+ mengonfirmasi rencana untuk secara bertahap meningkatkan produksi minyak mulai April.
Pelaku pasar kini mencermati data stok minyak AS, dengan analis memperkirakan kenaikan persediaan minyak mentah tetapi penurunan stok bensin dan distilat. (Aldo Fernando)