IDXChannel - Harga minyak bergerak stabil pada Jumat (7/10/2022) menjelang rilis data ekonomi utama Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, harga komoditas itu naik lebih dari 1% di sesi terakhir pada pemotongan target produksi OPEC+.
Minyak mentah berjangka Brent turun 11 sen menjadi USD94,31 per barel pada 0339 GMT. Minyak mentah berjangka WTI turun 5 sen menjadi USD88,40 per barel, setelah sebelumnya mencapai USD89,37 per barel, tertinggi sejak 14 September.
Dolar yang lebih kuat menambah tekanan pada harga minyak di tengah pembicara Federal Reserve (The Fed) yang hawkish menandakan kenaikan suku bunga yang agresif bakal berlanjut.
Pejabat Fed tidak menunjukkan niat untuk mundur dari kenaikan suku bunga paling agresif dalam beberapa dekade, dengan Gubernur Fed Lisa Cook, Presiden Fed Chicago Charles Evans dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menekankan tidak akan mengubah kebijakan dalam pertarungan inflasi yang sedang berlangsung.
Pasar sangat memperhatikan laporan nonfarm payrolls AS yang akan dirilis pada hari Jumat, dengan para ekonom memperkirakan 250.000 pekerjaan telah ditambahkan bulan lalu, dibandingkan dengan 315.000 pada bulan Agustus.
Di sisi lain, harga minyak lebih rendah di Asia, yang tidak biasa setelah kenaikan besar menjelang akhir pekan. “Terutama terhadap kenaikan imbal hasil AS dan dolar yang lebih kuat memberikan downdraft dan memicu beberapa ambil untung pra-akhir pekan dan pra-nonfarm payroll," ujar Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management mengatakan dalam sebuah catatan.