IDXChannel - Harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (1/12/2022), mundur dari reli awal imbas pelemahan dolar dan harapan untuk permintaan bahan bakar yang meningkat dari China.
Melansir Reuters, Brent berjangka menetap 9 sen lebih rendah pada USD86,88 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menetap di USD81,22 per barel, naik 67 sen atau 0,8%.
Harga kedua tolok ukur minyak dunia tersebut masih sesuai target untuk kenaikan mingguan pertama mereka setelah tiga minggu berturut-turut mengalami penurunan. Pada Senin, Brent menyentuh USD80,61, terendah sejak 4 Januari 2022.
Ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Eli Tesfaye, memperkirakan minyak diperdagangkan di kisaran USD70-USD90 per barel dan secara bertahap stabil setelah volatilitas yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Pergeseran strategi nol-Covid China meningkatkan optimisme tentang pemulihan permintaan minyak dari negara tersebut. Kota Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid pada Rabu pekan ini.
"Pasar minyak akan terus diterpa berita yang sedang berlangsung dari China, mengingat seberapa besar dampak penguncian yang sedang berlangsung terhadap permintaan minyak dari konsumen terbesar kedua di dunia itu," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.
Minyak juga didukung pelemahan dolar di sebagian besar sesi perdagangan kemarin di mana indeks dolar ke level terendah sejak Agustus, setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga dapat melambat bulan ini.
Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Prospek batas harga yang lebih rendah pada minyak Rusia juga memberikan dukungan, kata para analis.
Pemerintah Uni Eropa secara tentatif menyetujui batas harga USD60 pada minyak laut Rusia/
Sementara itu, OPEC+ akan bertemu secara virtual pada 4 Desember, meskipun perubahan kebijakan tampaknya tidak mungkin terjadi. (NIA)