Di China, impor minyak mentah pada November meningkat secara tahunan, mendorong Badan Energi Internasional (IEA) untuk menaikkan proyeksi permintaan minyak global.
Meski permintaan kredit di China melemah sehingga penyaluran pinjaman bank mengecewakan, IEA memperkirakan surplus minyak pada 2025, seiring peningkatan pasokan dari produsen non-OPEC+, termasuk Amerika Serikat (AS), Argentina, dan Brasil.
Baik Badan Informasi Energi AS (EIA) maupun IEA pekan ini memperkirakan produksi minyak akan melampaui permintaan pada 2025, berkat peningkatan output di Amerika Utara dan Selatan, meski OPEC+ terus membatasi produksi.
Ancaman kelebihan pasokan ini diimbangi oleh kekhawatiran geopolitik, termasuk potensi kembalinya Donald Trump sebagai presiden AS.
Kebijakan tarif impor yang pernah ia usulkan dapat mengganggu perdagangan global. Kekerasan di Timur Tengah dan perang Rusia di Ukraina juga menambah premi risiko di pasar minyak.