IDXChannel - Harga minyak dunia turun tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Penurunan terjadi setelah harga minyak mencatat kenaikan dua hari berturut-turut yang mendorong ke level tertinggi dalam setahun.
Stok minyak mentah mingguan AS turun tajam sementara persediaan bahan bakar naik lebih besar dari yang diperkirakan. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus, turun 4 sen menjadi menetap di USD71,31 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak Mei 2019 di awal sesi. Sehari sebelumnya, Brent melonjak 1,6%.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli kehilangan 2 sen, menjadi ditutup pada USD68,81 per barel. Harga WTI sempat naik ke tertinggi sesi USD69,40, level terkuat sejak Oktober 2018, setelah naik 1,5% di sesi sebelumnya.
Persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 2,4 juta barel. Sementara stok bensin meningkat 1,5 juta barel dan persediaan sulingan melonjak 3,7 juta barel.
"Mereka membakar banyak minyak mentah, dan kami telah meningkatkan bensin dan sulingan," kata Bob Yawger, kata Direktur Energi di Mizuho Futures, New York, seperti dikutip dari Okezone, Jumat (4/6/2021).
Permintaan bensin melonjak bulan lalu karena ada kepanikan pembelian setelah penutupan Colonial Pipeline, lini produk olahan terbesar AS. Ini berarti pengemudi cenderung tidak perlu mengisi tangki mereka selama akhir pekan Memorial Day, awal puncak musim mengemudi musim panas.
"Permintaan bensin turun dari minggu ke minggu yang mungkin mengecewakan beberapa orang, tetapi masih solid," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini. OPEC+ sepakat pada Selasa (1/6/2021) untuk melanjutkan rencana mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli.
Pertemuan OPEC+ berlangsung 20 menit, tercepat dalam sejarah grup, menunjukkan kepatuhan yang kuat di antara anggota dan keyakinan bahwa permintaan akan pulih setelah pandemi COVID-19 menunjukkan tanda-tanda mereda.
Dukungan harga juga disebabkan perlambatan dalam pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran mengenai program nuklir Teheran. Hal tersebut mengurangi harapan untuk kembalinya pasokan minyak Iran ke pasar tahun ini. (TIA)