Diketahui, stok minyak mentah AS mengalami penurunan cukup signifikan menyusul lonjakan ekspor minyak sebanyak 5 juta barel per hari dalam minggu terakhir. Terdapat permintaan yang relatif besar dari ejumlah negara-negara Eropa, sebagai cadangan saat sanksi barat menekan Rusia.
"Tetapi kekhawatiran resesi yang masih ada dan kemungkinan peningkatan produksi oleh OPEC+ kemungkinan akan membatasi kenaikan," terang Satoru.
Badan Administrasi Informasi Energi AS mencatat persediaan minyak mentah AS turun 7,1 juta barel per 12 Agustus 2022. Sejumlah perkiraan memproyeksikan kilang minyak AS berencana akan terus beroperasi mendekati kecepatan penuh pada kuartal ini, yang mengesampingkan kekhawatiran terkait resesi. (RRD)