Langkah tersebut semakin memanaskan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Ketegangan ini berisiko menghambat arus perdagangan global, mendorong inflasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. "China akan melawan hingga akhir," kata pemerintah Beijing dalam pernyataannya, Selasa.
Menurut analis Mizuho, Robert Yawger dari permintaan minyak terancam akibat perang tarif. Namun, masalah minyak mentah tidak hanya sebatas itu.
"OPEC+ telah memutuskan menambah produksi lebih dari 400.000 barel per hari bulan depan, di luar kenaikan 138.000 barel per hari bulan ini," ujarnya, dikutip Dow Jones Newswires.
Ia menambahkan, OPEC dan IEA kemungkinan akan menurunkan proyeksi permintaan dalam laporan bulanannya pekan depan.