IDXChannel - Harga minyak terpantau mengalami koreksi ke zona hijau dari penutupan kemarin didukung oleh laporan mingguan API yang mengindikasikan meningkatnya permintaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS). Meski demikian, penyebaran kasus corona di Asia yang terus meningkat mengancam pemulihan pertumbuhan ekonomi yang ikut berdampak pada permintaan minyak mentah dari kawasan tersebut.
Persediaan minyak mentah dan bensin AS dalam sepekan turun masing-masing sebesar 4,7 juta barel dan 6,2 juta barel, ungkap laporan dari grup industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 23 Juli.
"Untuk angka resmi akan dirilis malam nanti oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA), yang diperkirakan stok minyak mentah akan turun sebesar 2,9 juta barel dan stok bensin juga diperkirakan akan turun sebesar 916,000 barel. Di samping itu, EIA juga akan merilis data mingguan produksi minyak mentah AS," ujar Research & Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange Girta Yoga dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).
Sementara itu, dalam laporan outlook ekonomi global yang dirilis pada hari Selasa, International Monetary Fund (IMF) memangkas pertumbuhan ekonomi untuk negara berkembang Asia tahun ini menjadi 7,5% atau turun 1,1% dari proyeksi sebelumnya yang dirilis pada bulan April. Penurunan tersebut jauh lebih besar dibanding penurunan untuk negara berkembang lain di seluruh dunia yang hanya dipangkas oleh IMF sebesar 0,4%.
Lonjakan kasus virus corona dari varian baru dan vaksinasi yang lambat mengaburkan prospek pemulihan kawasan itu, ungkap IMF. Sementara untuk tahun 2022, IMF menaikkan perkiraan pertumbuhan untuk negara berkembang Asia sebesar 0,4 poin menjadi 6,4%.