“Investor yang awalnya ragu mulai percaya diri setelah pernyataan Politbiro China yang mengisyaratkan kebijakan moneter ‘longgar secara tepat’ disertai kebijakan fiskal proaktif tahun depan,” kata PVM Oil Associates.
“Namun, rincian kebijakan tersebut masih minim. Ekonomi baru akan terdorong jika ada peningkatan sentimen dan belanja konsumen, serta kenaikan permintaan domestik yang sehat diiringi inflasi konsumen yang membaik,” ujarnya.
Sejak akhir musim panas, harga minyak diperdagangkan dalam kisaran sempit, di tengah lemahnya pertumbuhan permintaan akibat perlambatan ekonomi China.
Sementara itu, peningkatan pasokan dari AS, Kanada, dan Amerika Selatan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 2025, meskipun OPEC+ mulai mengembalikan sebagian pemotongan produksi pada April mendatang.
Ketegangan geopolitik meningkat setelah rezim Assad di Suriah jatuh akhir pekan lalu. Pasukan pemberontak berhasil merebut Damaskus, ibu kota negara itu, dan memaksa Presiden Bashar al-Assad mencari suaka di Rusia.