Kejatuhan pemerintah Suriah dan kemenangan kelompok pemberontak yang dipimpin milisi Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) menciptakan ketidakpastian baru di Timur Tengah yang sudah bergolak, seiring konflik Israel dengan pasukan dukungan Iran di Gaza dan Lebanon.
Assad yang sebelumnya didukung Iran dan Rusia tak mendapatkan bantuan karena Rusia terlibat perang di Ukraina, sementara jaringan milisi proksi Iran telah hancur oleh serangan Israel.
“Ketidakmampuan Rusia dan Iran untuk membantu Assad, terutama lewat kekuatan udara, jelas mengubah dinamika keseimbangan kekuasaan di konflik tersebut,” ujar Kepala Strategi Komoditas Global dan Penelitian MENA di RBC Capital Markets, Helima Croft.
Croft menjelaskan, pihaknya akan terus memantau dampak kejatuhan Assad terhadap kepemimpinan di Teheran dan Moskow.
“Bagi Iran, kehilangan Assad adalah pukulan besar lainnya bagi jaringan proksi bersenjata dalam Poros Perlawanan mereka,” tambahnya.