Tak hanya BP, perusahaan energi Norwegia, Equinor juga memilih untuk mengubah rute jalur kapalnya di wilayah tersebut, tetapi belum membuat keputusan mengenai aktivitas di masa depan.
Kelompok kapal tanker minyak Frontline mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan menghindari jalur melalui Laut Merah dalam waktu dekat.
Sebelumnya, raksasa pelayaran MSC, Hapag-Lloyd, CMA CGM dan Maersk juga telah mengumumkan penangguhan perjalanan melalui Laut Merah karena ancaman drone. Ini berarti terputusnya akses utama antara Eropa dan Asia melalui Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kapal pengangkut bahan bakar Maersk memilih menghindari wilayah tersebut namun berpotensi membuat kebutuhan bahan bakar membengkak hingga ribuan mil.
Maersk mengatakan pada Kamis (14/12) bahwa kapal pengangkut bahan bakarnya dapat melewati Laut Merah untuk menghindari potensi bahaya. Jika perusahaan memilih untuk melewati Laut Merah, maka akan melewati Terusan Suez. Namun, mereka memilih menambah jarak ribuan mil dalam perjalanan mereka.