Persediaan minyak mentah AS juga naik 7,7 juta barel menjadi 426,7 juta barel pada pekan yang berakhir 25 Juli, didorong oleh penurunan ekspor. Analis sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 1,3 juta barel.
Namun, stok bensin turun 2,7 juta barel menjadi 228,4 juta barel, jauh melebihi ekspektasi penurunan sebesar 600.000 barel.
“Data persediaan AS menunjukkan kenaikan mengejutkan pada stok minyak mentah, tapi penurunan besar pada stok bensin memperkuat pandangan akan tingginya permintaan selama musim mengemudi, sehingga dampaknya netral terhadap pasar minyak,” ujar analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa.
Ancaman sanksi AS terhadap Rusia turut menjadi penopang harga minyak minggu ini. Pada Senin, Trump menyatakan mulai memberlakukan sanksi terhadap Rusia, termasuk tarif sekunder 100 persen terhadap mitra dagangnya, jika tidak ada kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina dalam 10–12 hari—lebih cepat dari tenggat sebelumnya yang 50 hari.
AS juga telah memperingatkan China, pembeli terbesar minyak Rusia, bahwa negara itu bisa dikenakan tarif besar jika terus membeli minyak dari Moskow.