sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Mentah Melonjak, Diprediksi Bakal Tembus USD100 per Barel

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
22/02/2022 13:22 WIB
Harga minyak mentah di pasar internasional siang ini melonjak tinggi. Bahkan bisa terus melonjak, bila ketegangan Ukraina dengan Rusia terus memanas.
Harga Minyak Mentah Melonjak, Diprediksi Bakal Tembus USD100 per Barel (FOTO: MNC Media)
Harga Minyak Mentah Melonjak, Diprediksi Bakal Tembus USD100 per Barel (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak mentah di pasar internasional siang ini melonjak tinggi. Bahkan, bila ketegangan Ukraina dengan Rusia terus memanas, diprediksi harga minyak bakal tembus USD100 per barel.

Pada perdagangan Selasa siang (22/2/2022), pukul 12:53 WIB, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,46 persen, menjadi USD93,33 per barel.

Minyak mentah berjangka Brent naik 1,83 persen, menjadi USD94,68 per barel, menambah kenaikan 2 persen pada Senin kemarin (21/2).

Analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar mengatakan bahwa pemerintah AS dan Eropa mustahil akan menjatuhkan sanksi komoditas minyak atau gas terhadap Rusia apabila menginvasi Ukraina.

"Karena hal itu akan merugikan diri mereka sendiri," kata Vivek, dilansir Reuters, Selasa (22/2/2022).

Menurut Vivek, Rusia dapat menahan pasokan minyak dan gas jika ingin membalas sanksi yang dikenakan oleh Barat. Sebelumnya, ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina menjadi kekhawatiran pasar minyak mentah lantaran dinilai bisa mendongkrak harganya hingga menembus USD100 per barel.

Analis lain mempertanyakan apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi berskala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia.

"Sejauh AS dan Eropa menempatkan Ukraina jauh dari tekanan politik dan berdamai dengan Putin secara total, tampaknya tetap akan membawa minyak mentah Brent menguji USD100 per barel lebih cepat," kata analis OANDA Jeffrey Halley dalam sebuah catatan.

Seperti diketahui, pasar minyak mentah masih mencermati dampak dari kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah.

Adapun harga komoditas ini juga sempat tertekan menyusul prospek masuknya pasokan Iran sebanyak lebih dari 1 juta barel per hari.

"Ada begitu banyak tekanan secara geopolitik sehingga sulit untuk mengetahui apa hal utama yang benar-benar menggerakkan pasar, selain berita tentang Ukraina dan Iran," kata analis komoditas National Australia Bank, Baden Moore, Senin lalu (21/2/2022). (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement