Meski begitu, pada akhir pekan lalu, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan pasar bisa kembali defisit.
Adapun pada pekan ini, ivestor kemungkinan akan fokus pada pertemuan bank sentral AS yang diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga lagi untuk mengurangi inflasi. Kampanye pengetatan berisiko membawa AS ke dalam resesi, dan berpotensi merugikan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia itu.
Sehingga harga minyak diproyeksi tetap lebih rendah tahun ini meskipun kenaikan dan pengurangan produksi baru-baru ini oleh OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia. Untuk Asia, ada kekhawatiran terus-menerus bahwa pemulihan China kekurangan momentum, yang menjadi angin sakal untuk komoditas termasuk minyak mentah.
(FRI)