“Faktor pendukungnya masih rendahnya persediaan minyak OECD,” kata Analis UBS Giovanni Staunovo, merujuk pada stok di negara-negara berpendapatan tinggi.
“Di sisi lain, ekspor minyak mentah OPEC+ yang lebih tinggi menjadi hambatan bagi harga, begitu pula ketiadaan sanksi baru terhadap ekspor minyak Rusia,” imbuh Staunovo.
Stok minyak mentah dan bensin AS turun, sementara stok distilat naik pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute pada Selasa. Stok minyak mentah turun 3,82 juta barel dalam sepekan yang berakhir 19 September, sedangkan stok bensin turun 1,05 juta barel dan stok distilat naik 518.000 barel dibandingkan pekan sebelumnya.
“Pasar akan terus mencermati persediaan distilat, titik lemah pasar ini,” ujar Flynn dari Price Futures Group.
Penambahan stok distilat dapat membantu meredakan kekhawatiran seputar pasokan Rusia di tengah serangan terhadap infrastruktur minyak negara itu, tambahnya.