Meski demikian, harga minyak kelapa sawit diperkirakan melonjak sekitar 21 persen sepanjang 2024, mengakhiri tren penurunan dua tahun berturut-turut.
Kenaikan ini didukung oleh permintaan global yang menguat dan produksi yang terbatas di negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.
Produksi tetap terkendala oleh usia perkebunan yang tua, cuaca yang tidak menentu, dan terbatasnya ekspansi ke area perkebunan baru, sehingga pasokan tetap ketat.
Pasar akan tutup pada Rabu (1/1/2025) untuk merayakan libur Tahun Baru.
Proyeksi 2025
Harga CPO diproyeksikan tetap tinggi pada 2025, didorong berbagai faktor fundamental. Produksi yang rendah di Indonesia, kebijakan biodiesel B40, dan terbatasnya pasokan minyak bunga matahari serta rapeseed menjadi pendorong utama.
RHB Sekuritas memperkirakan harga CPO mencapai MYR4.300 per ton pada 2025, dengan rasio stok/penggunaan minyak nabati global diprediksi turun ke level terendah 15 tahun. OCBC Sekuritas juga optimistis, menyebut kebijakan B40 akan menjaga permintaan dan harga tetap tinggi.