Meski demikian, penurunan harga tertahan oleh data akhir Februari yang menunjukkan stok minyak sawit turun 4,31 persen menjadi 1,51 juta ton, yang merupakan penurunan bulanan kelima berturut-turut sekaligus level terendah sejak April 2023. Selain itu, produksi juga menyusut 4,16 persen menjadi 1,19 juta ton, terendah dalam tiga tahun.
Sementara itu, di India sebagai pembeli utama, prospek permintaan membaik karena importir diperkirakan meningkatkan pembelian pada Maret untuk menambah cadangan.
Di sisi lain, Indonesia meningkatkan kewajiban campuran minyak sawit dalam biodiesel menjadi 40 persen di 2025 dan tengah mengkaji peningkatan ke 50 persen pada 2026, serta campuran 3 persen untuk bahan bakar jet pada 2026 sebagai bagian dari upaya mengurangi impor bahan bakar fosil.
Kebijakan biodiesel ini diperkirakan memangkas ekspor minyak sawit Indonesia menjadi hanya 20 juta ton pada 2030, turun sepertiga dari 29,5 juta ton pada 2024, menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Mandat biodiesel yang diterapkan pemerintah Indonesia, ditambah dengan penurunan produksi akibat banjir di Malaysia, telah mendorong harga minyak sawit melampaui harga minyak kedelai, sehingga sejumlah pembeli mulai mengurangi pembelian. (Aldo Fernando)