sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Tertekan, Prospek Bearish Pekan Ini Membayangi

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
13/10/2025 07:22 WIB
Harga minyak dunia mencatat penurunan harian paling tajam dalam beberapa bulan terakhir pada Jumat (10/10/2025) pekan lalu.
Harga Minyak Tertekan, Prospek Bearish Pekan Ini Membayangi. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Tertekan, Prospek Bearish Pekan Ini Membayangi. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia mencatat penurunan harian paling tajam dalam beberapa bulan terakhir pada Jumat (10/10/2025) pekan lalu.

Kontrak berjangka (futures) WTI jatuh di bawah USD60 per barel setelah gencatan senjata Israel-Hamas menurunkan premi risiko geopolitik.

Sementara, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan ketegangan dagang dengan China dengan mengancam tarif yang lebih tinggi dan langkah-langkah lain sebagai respons atas pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China.

“Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan global kembali memicu ketakutan terhadap permintaan,” ujar analis Spartan Capital, Peter Cardillo, dikutip Wall Street Journal (WSJ).

“Level support penting telah ditembus. Meski sebelumnya kami memperkirakan kisaran perdagangan yang stabil, penurunan pada Jumat bisa mendorong harga ke kisaran USD50-an,” imbuh dia.

Harga minyak mentah Brent ditutup di USD62,73 per barel pada Jumat lalu, anjlok 3,82 persen, level terendah sejak 5 Mei. Sementara itu, minyak mentah WTI AS berakhir di USD58,90 per barel, merosot 4,24 persen, terendah sejak awal Mei.

Secara mingguan, keduanya mencatat penurunan masing-masing sebesar 2,8 persen dan 3,3 persen.

Proyeksi Harga

Pasar kini mengincar level kunci USD60,40 per barel. Menurut Analis FXEmpire, James Hyerczyk, jika harga menembus level ini, tren penurunan diperkirakan berlanjut.

Penurunan lebih dalam hingga di bawah level jangka panjang USD59,91 dapat memperkuat momentum bearish dan mendorong harga menuju support utama berikutnya di USD55,74.

Dari sisi teknikal, Hyerczyk mencatat rata-rata pergerakan 50 hari (MA-50) telah memotong ke bawah rata-rata pergerakan 200 hari (MA-200)—masing-masing berada di USD62,93 dan USD63,01—menandakan terbentuknya pola bearish crossover.

Posisi ini memperlihatkan meningkatnya risiko penurunan, terutama selama level resistance di kisaran tersebut masih kokoh.

Harga minyak juga tertekan oleh berkurangnya premi risiko geopolitik di Timur Tengah setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata.

Berdasarkan rencana yang didukung AS, Israel akan menarik sebagian pasukan dari Gaza sebagai imbalan atas pembebasan sandera dan tahanan.

“Dengan gencatan senjata yang berlaku, pasar kini lebih tenang soal keamanan aliran minyak global,” ujar Analis SEB, Bjarne Schieldrop.

Meredanya ketegangan ini menghapus sebagian premi perang yang melekat pada harga minyak sejak akhir 2023, terutama terkait keamanan jalur pelayaran di Laut Merah dan Terusan Suez.

Fokus Pasar Beralih ke Pasokan OPEC

Meski berita gencatan senjata mendominasi perhatian, pelaku pasar kini kembali mencermati prospek pasokan global. OPEC+ baru saja menyepakati kenaikan produksi untuk November yang lebih kecil dari perkiraan, sehingga membantu meredakan kekhawatiran kelebihan pasokan.

Analis BMI menilai, pertumbuhan pasokan belakangan ini tidak berdampak signifikan terhadap penurunan harga sehingga mendukung kenaikan mingguan tipis untuk Brent.

Risiko politik dalam negeri AS juga tetap menjadi sorotan, seiring kekhawatiran dampak penutupan (shutdown) sebagian pemerintah yang berkepanjangan terhadap aktivitas ekonomi dan permintaan energi.

Dengan resistance teknikal yang menguat di sekitar MA-50 dan MA-200, serta meredanya risiko geopolitik, prospek jangka pendek harga minyak mentah WTI cenderung bearish.

James Hyerczyk memperkirakan, penembusan di bawah USD60,40 membuka ruang penurunan lebih lanjut ke USD59,91 dan berpotensi ke USD55,74.

Pelaku pasar disarankan mencermati pemicu bearish tambahan, khususnya dari penyesuaian pasokan OPEC maupun pelemahan kondisi ekonomi AS. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement