Sementara itu, Presiden AS Donald Trump disebut mendorong tarif minimum sebesar 15 hingga 20 persen dalam kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Menurut laporan Financial Times, pemerintah AS kini mempertimbangkan tarif timbal balik yang melebihi 10 persen, bahkan jika kesepakatan tercapai.
“Tarif timbal balik yang tengah dibahas, ditambah pungutan sektoral yang telah diumumkan, dapat mendorong tarif efektif AS melampaui 25 persen—melewati puncaknya pada era 1930-an. Dalam beberapa bulan ke depan, kebijakan tarif ini diperkirakan makin berdampak terhadap inflasi,” kata analis Citi Research dari Citigroup, dikutip Reuters.
Inflasi yang meningkat bisa mendongkrak harga-harga konsumsi dan menekan pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak.
Di Eropa, Uni Eropa mencapai kesepakatan terkait paket sanksi ke-18 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sanksi ini mencakup langkah-langkah yang lebih menyasar industri minyak dan energi Rusia.
“Pasar merespons secara datar terhadap sanksi baru dari AS dan Eropa terhadap minyak Rusia pekan ini,” ujar analis Capital Economics.