Menurut Indy, ANTM dapat mengerek average selling price (ASP) dan volume penjualan nikel seiring kenaikan harga komoditas tersebut. Ini akan mendongkrak kontribusi pendapatan dan laba bersih perseroan bisnis nikel secara signifikan pada 2025.
Dia menambahkan, meski emas tetap menjadi kontributor utama, diversifikasi ANTM melalui produk logam lain seperti feronikel memberikan keseimbangan bisnis yang solid.
"Dengan insentif dari pemerintah serta potensi peningkatan permintaan global, prospek ANTM sangat positif. Target harga saham kami untuk ANTM Rp 2.800," kata Indy.
Diversifikasi Portofolio
Head of Research Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi, menuturkan, kinerja ANTM akan terdorong oleh dua segmen utama, yakni emas dan nikel. Meski pada kuartal IV-2024 hingga kuartal I-2025 emas tetap mendominasi, porsi pendapatan dari nikel diperkirakan meningkat signifikan pada paruh kedua 2025.
"Bisnis nikel akan mendapatkan momentum seiring membaiknya sentimen global, termasuk kondisi geopolitik dan permintaan kendaraan listrik (EV). Keunggulan ANTM adalah mereka tidak menjual bijih mentah, tetapi feronikel yang telah diolah, sehingga nilai jualnya lebih tinggi," tutur Wafi.