Menurut dia, posisi ANTM sebagai BUMN dengan cadangan bahan baku melimpah serta rekam jejak operasional yang teruji menjadi keunggulan kompetitif. Selain itu, ANTM juga aktif dalam ekspansi hilirisasi, termasuk lewat proyek smelter bersama mitra strategis, untuk mengakselerasi pertumbuhan dari segmen nikel.
Dari sisi valuasi, Wafi menilai saham ANTM masih relatif undervalued. Jika mengacu pada valuasi historis dan dibandingkan dengan para pesaing , ANTM memiliki ruang kenaikan signifikan.
“Target harga jangka pendek Rp 2.700, namun untuk full year 2025 kami perkirakan bisa tembus Rp 4.000, dengan rekomendasi buy," ujar dia.
Dengan portofolio yang semakin terdiversifikasi dan dukungan kebijakan hilirisasi mineral dari pemerintah, dia menilai, ANTM memiliki posisi strategis untuk menangkap peluang pertumbuhan jangka panjang. Selain penguatan harga komoditas, efisiensi biaya, dan ekspansi hilir juga menjadi penopang utama kinerja ke depan.
Di tengah volatilitas global, demikian Wafi, langkah ANTM memperkuat fondasi bisnis dari nikel memberi sinyal bahwa ketergantungan pada satu komoditas tidak lagi menjadi strategi utama.