Dan kemudian gembok itu dibuka Bursa, sehingga saham BREN bisa Kembali ditransaksikan pada perdagangan 6 Mei 2024.
Dalam paparan publik BREN, manajemen merespons terkait kenaikan harga saham dan menempati posisi nomor satu market cap terbesar.
"Kami dari manajemen tidak berada dalam posisi untuk dapat mengomentari turun naiknya harga saham, karena hal tersebut ditentukan oleh mekanisme pasar yang bergantung pada suplai dan demand. Tetapi ada dua catatan yang kami mau tegaskan," ujar manajemen, dalam keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Rabu (15/5).
Pertama, diakui manajemen, berhubung industry renewable energy merupakan industri yang diminati oleh banyak investor.
"Sedangkan secara jumlah, perusahaan renewable energy yang tercatat pada Jakarta Stock Exchange jumlahnya terbatas, mungkin dapat menjelaskan mengapa pergerakan saham kami seperti yang diamati beberapa bulan ini," jelasnya.