Lebih lanjut, manajemen bilang, kenaikan freight income dilatarbelakangi oleh, pertama, peningkatan volume yang dikelola, hal ini disebabkan karena adanya penambahan rute-rute bar jasa pelayaran.
Kemudian, kedua, kenaikan freight rate yang didorong oleh disrupsi rantai pasokan logistik global
(seperti kongesti atau kemacetan di berbagai pelabuhan di dunia) yang masih berlanjut.
Adapun, menurut penjelasan manajemen, tantangan ke depan bagi SMDR, seperti kenaikan harga minyak mentah dunia dan kenaikan harga kapal (khususnya kapal peti kemas). Perusahaan sendiri mengaku telah melakukan upaya mitigasi atas tantangan tersebut.
Kabar teranyar, SMDR akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) pada 29 Juni 2022. Agenda RUPSLB SMDR adalah soal persetujuan pemecahan nilai nominal saham sebagaimana dibahas di atas. (ADF)