Beberapa hari yang lalu, otoritas Beijing bersama swasta diam-diam mulai melanjutkan penggarapan tambang di luar negeri, khususnya Afghanistan yang baru saja dikuasai Taliban.
Bak 'pucuk dicinta ulam pun tiba', Taliban menganggap China tamu spesial yang dapat menggarap potensi tambang di tengah panasnya hubungan dengan Amerika Serikat cs.
Seperti diketahui, Jiangxi Copper Co Ltd dan Metallurgical Corp of China terus memantau situasi politik setempat untuk mengeksekusi proyek yang memiliki kontrak 30 tahun sejak 2008 ini.
Jika kondisi memungkinkan, 2 raksasa produsen tembaga itu bakal memulai penggalian yang diperkirakan memiliki cadangan 11,08 juta ton tembaga di lokasi tambang Mes Aynak, sekitar 40 km arah tenggara dari ibu kota Kabul.
"Situasi yang belum stabil di Afghanistan, membuat tambang tembaga Mes Aynak belum dilakukan konstruksi secara substantif," kata Executive Jiangxi Copper, dilansir Reuters, (13/9).
(RAMA)