Salah satu perusahaan tambang timah pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) mengalami sejumlah kendala dalam merealisasikan produksi bijih timah di tahun 2023.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2023, TINS menargetkan produksi mencapai 26.000 ton atau lebih tinggi dari tahun lalu.
Melansir materi paparan publik, hingga kuartal III 2023 realisasi produksi bijih timah sebanyak 14.502 ton, mengalami penurunan 23 persen secara year on year (YoY).
Saham TINS melonjak 7,79 persen di level Rp830 per saham pada sesi kedua perdagangan pukul 13.40 WIB di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/3).
Saham emiten timah lainnya, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) masih disuspensi bursa karena meroket 134,96 persen dalam sebulan di tengah harga komoditas logam acuannya mencatatkan rekor.