PLTS yang ditargetkan selesai pada 2025 itu, pada tahap awal akan digarap sebesar 40 MW yang saat ini proses tender.
“Selama ini kami menggunakan batu bara, nanti perlahan pasokan listriknya dari PLTS sebagai upaya menjalankan transisi energi,” ujar Roy.
Sebelumnya, Harita Nickel melaporkan laba bersih perusahaan pada 2023 mencapai Rp5,62 triliun, tumbuh 20% dibanding tahun sebelumnya Rp4,67 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Harita Nickel naik signifikan dengan membukukan pendapatan perusahaan yang menembus angka Rp23,86 triliun atau melesat 149% dibanding 2022.
(FAY)