sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hong Kong-Tokyo Kalah, Bursa Saham Indonesia Jadi Idola Cari Dana IPO

Market news editor Melati Kristina - Riset
04/04/2023 07:00 WIB
Bursa RI punya potensi menarik seiring tingginya hasil IPO di kuartal I-2023 yang mengungguli negara-negara lainnya di Asia Pasifik.
Hong Kong-Tokyo Kalah, Bursa Saham Indonesia Jadi Idola Cari Dana IPO. (Foto: MNC Media)
Hong Kong-Tokyo Kalah, Bursa Saham Indonesia Jadi Idola Cari Dana IPO. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Bursa Tanah Air menjadi daya tarik bagi perusahaan yang mencatatkan penawaran umum perdana di kuartai I-2023 meski sepanjang 2023 kinerjanya masih terkontraksi.

Data Bloomberg mencatat, pasar saham Indonesia mencatatkan hasil initial public offering (IPO) yang mencapai USD1,45 miliar atau setara dengan Rp21,69 triliun (dengan asumsi kurs sebesar Rp14.961/USD) sepanjang Januari hingga Maret 2023.

Jumlah pada kuartal I tersebut menjadi yang tertinggi dan dua kali lipat melampaui jumlah IPO yang dikumpulkan oleh bursa Hong Kong.

Selain itu, angka tersebut juga naik hingga 20,83 persen dibanding jumlah IPO pada periode yang sama di tahun lalu, yakni sekitar USD1,20 miliar (Rp17,95 triliun).

Sementara, perolehan IPO di Indonesia pada periode ini juga melampaui bursa Tokyo hingga London. Jumlah tersebut juga terus meningkat, bahkan diperkirakan pada awal April akan bertambah hingga USD500 juta (Rp7,48 triliun) seiring masuknya dua penawaran saham di bulan tersebut.

Banyaknya perusahaan yang mencatatkan diri ke Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring dengan terdongkraknya perusahaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang berlomba masuk pasar saham Tanah Air yang turut meningkatkan minat investasi para investor terhadap sektor ini.

Adapun, sektor yang paling menarik perhatian investor adalah produsen baterai EV seiring dengan potensi besarnya cadangan nikel di Indonesia yang merupakan komponen utama dalam baterai EV.

Ketertarikan investor terhadap industri nikel membantu perusahaan produsen baterai listrik memperoleh dana IPO jumbo.

Tercatat, PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel berhasil mengumpulkan dana hingga USD659 juta (Rp9,86 triliun) dalam aksi IPO pada Maret lalu. Ini menjadi penawaran terbesar di Indonesia selama setahun terakhir.

Sedangkan, pemain produsen baterai EV lainnya, PT Merdeka Battery Minerals bakal menerima dana penawaran sebesar USD637 juta (Rp9,54 triliun) yang dijadwalkan akan melakukan debut di bursa Tanah Air pada 18 April 2023 mendatang.

Bursa RI Masih Menarik di Pasar Asia, Meski Perlu Mewaspadai Hongkong

Selain mencatatkan hasil IPO jumbo pada kuartal I-2023, bursa saham Tanah Air juga masih menarik di pasar Asia Pasifik.

Bahkan, pada Februari lalu, BEI terpilih menjadi bursa saham terbaik di Asia Tenggara pada 2022.

“Pada Selasa, 7 Februari 2023, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendapatkan penghargaan sebagai The Best Stock Exchange in Southeast Asia 2022," tulis BEI dalam pengumumannya, dikutip 12 Februari 2023.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, terhitung sebanyak 77 perusahaan baru mencatatkan diri di BEI sepanjang 2022. Angka tersebut meningkat sebesar 26,79 persen dibanding tahun 2021 lalu, yang hanya mencatatkan 56 perusahaan yang baru melantai di bursa.

Di samping itu, investor pasar modal di Tanah Air juga meningkat hingga 37,68 persen menjadi 10.311.152 juta investor.

Kendati potensi bursa RI cukup menjanjikan, pasar saham berpeluang untuk tertinggal dari bursa Hong Kong yang diproyeksi bakal menjadi ladang cuan bagi raksasa teknologi Asia untuk melantai di bursa negara tersebut.

Menurut Bloomberg, raksasa teknologi China yang dipimpin oleh Alibaba Group Holding Ltd. akan segera melantai di bursa Hong Kong.

Sedangkan, Cainiao Network Technology Co., perusahaan logistik dari Alibaba Group Holding Ltd. hingga dua unit milik JD.com Inc. juga bakal mengajukan IPO dalam waktu dekat.

Potensi ini perlu diwaspadai oleh pasar saham Tanah Air karena bursa Hong Kong bakal lebih menarik bagi investor asing.

Selain itu, pelemahan IHSG secara year to date (YTD) juga perlu menjadi perhatian di tengah sejumlah saham anak baru bursa yang anjlok pada saat debut, seperti saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) yang kinerjanya merosot 20 persen sejak Februari lalu membuat saham IPO menjadi kurang menarik.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement