Emiten yang bergerak di industri kesehatan dan kecantikan ini juga membagikan saham bonus untuk penguatan struktur permodalan dan meningkatkan likuiditas. Lewat aksi korporasi ini, modal perseroan meningkat dari Rp60 miliar menjadi Rp120 miliar.
Jumlah saham bonus yang dibagikan mencapai 2,40 miliar di nilai Rp25 per saham dan rasio pembagian 1:1. MMIX juga mengembangkan bisnis berkelanjutan dengan memperluas portofolio produknya dari segmen kesehatan ke segmen fast-moving consumer goods (FMCG).
MMIX memiliki lisensi IP dan menyediakan sejumlah produk asal Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan. Perseroan juga membangun pabrik popok di Tangerang bersama NicePaper, produsen produk hygiene asal China.
Dengan jumlah saham terdaftar mencapai 4,80 miliar dan harga pasar Rp224 per saham, emiten ini mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp1,08 triliun.
Berikut ini adalah 10 saham kesehatan dengan kinerja harga tertinggi sepanjang 2025:
- SRAJ Rp16.500 per saham (+599,15 persen)
- MMIX Rp224 per saham (+279,66 persen)
- CARE Rp680 per saham (+257,89 persen)
- PYFA Rp476 per saham (+114,41 persen)
- SOHO Rp1.370 per saham (+112,40 persen)
- PEVE Rp550 per saham (+88,36 persen)
- SURI Rp91 per saham (+68,52 persen)
- HALO Rp89 per saham (+67,92 persen)
- PRIM Rp83 per saham (+43,10 persen)
- RSCH Rp410 per saham (+42,36 persen)
Kemudian inilah saham-saham lain di IDXHealth yang mencatatkan pertumbuhan harga secara year to date:
- MEDS Rp71 per saham (+42,00 persen)
- MDLA Rp264 per saham (+41,18 persen)
- PRAY Rp890 per saham (+36,92 persen)
- SAME Rp362 per saham (+36,09 persen)
- MTMH Rp1.170 per saham (+21,88 persen)
- IRRA Rp424 per saham (+16,00 persen)
- OMED Rp206 per saham (+11,96 persen)
- TSPC Rp2.850 per saham (+11,76 persen)
- DVLA Rp1.650 per saham (+3,13 persen)
- LABS Rp137 per saham (+1,48 persen)
Saham Kesehatan dengan Penurunan Harga dan Deretan IPO
Dari 38 saham kesehatan tercatat di bursa, 15 di antaranya mencatatkan penurunan harga dan tiga di antaranya tengah disuspensi. Yakni PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), dan PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI).
Adapun penurunan harga terdalam terjadi pada PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH), saham emiten yang baru mencatatkan sahamnya pada Mei 2025 ini ditutup di harga Rp81 per saham, turun 54,49 persen sejak IPO-nya.
Disusul oleh PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang mencatatkan penurunan harga sebesar 24 persen, hari ini BMHS ditutup di harga Rp190 per saham, pada awal tahun saham pengelola RSU Bunda ini berada di harga Rp250 per saham.